Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa yang Aku Pikirkan Kala Aku Memikirkan Tentang Musik


Aku belum memposting dalam 2 bulan sebagian besar sebab kemalasan, serta sebagian sebab aku belum bisa memikirkan suatu yang layak buat dikatakan. 3 menit yang kemudian aku memutuskan kalau aku hendak menulis posting tentang suatu yang tidak berarti sehingga aku menyudahi memakai kekurangan aku buat berkata suatu yang berarti buat membetulkan kemalasan aku. Aku cuma hendak menulis tentang suatu yang aku suka bicarakan namun aku curiga orang tidak mau mendengar aku bicarakan. Hingga skenario permasalahan terbaik, seorang membaca ini serta betul- betul mau mencermatinya. Permasalahan terburuk, tidak terdapat yang membacanya( aku kira skenario permasalahan terburuk yang sesungguhnya merupakan kalau posting web ini entah gimana menimbulkan rangkaian peristiwa yang menuju ke suatu yang sangat kurang baik sehingga aku apalagi tidak bisa membayangkannya. Namun kemungkinannya bisa jadi kurang dari 5%).

Jadi, inilah yang hendak aku jalani: Menulis tentang musik yang aku gemari yang bagi aku mempunyai komentar yang menarik. Serta setelah itu bisa jadi merenungkan kenapa aku merasa selera musik aku entah gimana berikan aku bukti diri selaku individu.

Perihal awal yang awal: Klein Four merupakan tim A Capella yang terdiri dari mahasiswa pascasarjana matematika Northwestern. Aku menggemari seluruh yang diwakili oleh lagu mereka“ Finite Sederhana Group( of Order Two)”. Ini tentang cinta serta matematika, yang bersaing buat 2 perihal terutama di alam semesta. Ini tentang multidisiplin- penghapusan metafora matematika sehabis metafora matematika cuma bisa jadi sebab penulis lagu betul- betul ketahui matematika tidak hanya sanggup menulis lirik yang bagus. Ini pula ialah contoh yang bagus dari suatu lagu di mana minimnya kesempurnaan dalam rekaman serta penampilan cuma menaikkan keelokan lagu tersebut( watak yang dicontohkan oleh album The Mountain Goats yang nyaris sempurna, All Hail West Texas, cuma terdiri dari pengambilan tunggal yang direkam pada a perlengkapan perekam). Itu pula sangat menarik. Baris pembukanya merupakan" Jalur cinta tidak sempat lembut/ Tetapi milikku terus bersinambung untukmu" serta itu terus menjadi membaik. Mereka mempunyai segala album bertajuk Musical Fruitcake yang pantas dicoba bila Kamu suka matematika.

Ketentuan cerita rakyat album Taylor Swift. Ini tentu sangat lama buat selera aku, namun hentikan 30% lagu yang tidak bagus serta Kamu memperoleh album berdurasi 40 menit yang luar biasa. Lagu- lagu semacam" 7"," pencerahan", serta" bola kaca" tidak semacam yang sempat kami miliki darinya lebih dahulu, serta" betty" merupakan penceritaan naratif terbaiknya semenjak" Cerita Cinta". Kadang- kadang aku memikirkan betapa kerennya terletak di dekat kala sebagian musisi kesukaan aku secara tidak berubah- ubah terletak di puncak game mereka secara kreatif serta pula sangat terkenal— Paul Simon merilis Graceland ataupun Led Zeppelin merilis Houses of the Holy. mengasyikkan buat merasa kalau seni yang mempengaruhi Kamu secara individu pula relevan secara budaya serta sosial. Taylor Swift serta Kendrick Lamar Aku pikir merupakan 2 artis yang aku suka yang terletak di tingkat itu saat ini, jadi aku sangat bersyukur terletak di dekat dikala T- Swift lagi menulis musik.

Aku sudah mencermati banyak hip- hop Chicago baru- baru ini, serta merasakan ikatan yang aneh dengan para rapper ini dari kota tempat aku baru pindah setahun yang kemudian. Mereka tinggal di wilayah yang sangat berbeda di kota daripada aku, serta aku tidak memandang banyak pengalaman hidup individu aku tercermin dalam lirik mereka di luar sesekali mengatakan bagian kota yang aku ketahui. Tetapi benar ataupun salah, terdapat suatu yang kokoh tentang mengenali kalau aku tinggal di kota tempat mereka tinggal, kalau kita merupakan bagian dari komunitas yang sama dalam makna luas. Ini membuat aku merasa lebih dekat dengan Noname daripada dengan Ms. Lauryn Hill. Serta dikala lagu semacam“ PTSD”( Gram Herbo, Jus WRLD, non- Chicagoan Lil Uzi Vert( Philadelphia), serta Chance the Rapper) mangulas kekerasan di kota, aku merasa memperoleh perspektif yang lebih berharga untuk aku daripada dikala Kendrick nge- rap tentang kekerasan di Compton.

Aku mau berkata suatu tentang musik ambient namun tidak mempunyai perkata saat ini. Lagu- lagu semacam“ Teenage Birdsong” oleh Four Tet serta“ Xtal” oleh Aphex Twin keduanya menangkap emosi yang tidak bisa dicoba oleh musik lain buat aku, serta aku merasa kalau musik semacam ini bawa aku ke bagian dari diri aku yang sangat berarti untuk diri aku.

Jadi izinkan aku berupaya mundur serta menganalisis diri aku sendiri: Kenapa aku mau berdialog tentang selera musik aku? Kenapa aku mau orang lain ketahui musik apa yang aku dengarkan dikala aku sendirian? Aku pikir banyak dari itu cuma mau orang terkesan dengan selera aku. Bukan kebetulan kalau keempat tipe musik yang sangat mau aku tulis sangat berbeda. Sebab aku tidak cuma bisa memamerkan kalau aku mempunyai selera yang bermacam- macam( dengar aku berteriak" Aku orang yang berbudaya serta rumit!"), Namun tiap- tiap dari mereka menolong menunjukkan suatu yang berbeda serta positif. Matematika yang tidak jelas Tim Capella: Aku kutu novel. Taylor Swift: Aku tidak khawatir jadi sentimental. Chicago Hip Hop: Aku keren serta bangun. Ambient: Aku aneh serta mawas diri. Apakah salah satu dari hal- hal itu benar buat diperdebatkan( secara metaforis. Aku ragu terdapat orang yang betul- betul mau memperdebatkan apa juga yang berhubungan dengan selera musik saya- bahkan jiwa malang mana juga yang sukses sepanjang ini dalam posting ini), namun sebagian dari diri aku mau orang- orang melaksanakannya. pikirkan aku dengan metode itu bersumber pada musik yang aku suka.

Hingga batasan tertentu, aku paling tidak mendefinisikan diri aku dengan seni yang aku mengkonsumsi. Aku pikir ini universal. Aku tidak ketahui apakah itu baik ataupun kurang baik. Aku tidak hendak berupaya menjawabnya di mari, sebab artikel ini sepatutnya tentang suatu yang tidak berarti. Memandang ke balik, kayaknya seluruh tentang aku. Jadi ayo kita sebut itu berhasil yang tidak penuhi ketentuan. 

Posting Komentar untuk " Apa yang Aku Pikirkan Kala Aku Memikirkan Tentang Musik"